Supported by Blogaul

Kamis, 14 Februari 2013

FILSAFAT



Asta Brata

Laku hambeging candra
Meniru perilaku rembulan

Seorang pemimpin harus memberi penerangan yang menyejukkan seperti bulan
bersinar terang benderang namun tidak panas. Bulan menyinari bumi
dikala malam yang gelap, maknanya, pemimpin harus tahu
saat yang tepat untuk bertindak.

Laku hambeging dahana
Meniru perilaku api

Seorang pemimpin harus tegas seperti api yang sedang membakar. Namun
pertimbangannya berdasarkan akal sehat yang bisa dipertanggungjawabkan
sehingga tidak membawa kerusakan.

Laku hambeging kartika
Meniru perilaku bintang

Seorang pemimpin harus tetap percaya diri meskipun dalam dirinya ada kekurangan.
Ibarat bintang-bintang di angkasa, walaupun ia sangat kecil tapi dengan optimis
memancarkan cahayanya, sebagai sumbangan buat kehidupan
bintang-bintang tidak malu dianggap kunang-kunang.


Laku hambeging kisma
Meniru perilaku tanah

Seorang pemimpin yang selalu berbelas kasih denga siapa saja. Tanah
tidak mempedulikan siapa yang menginjaknya, semua dikasihani.

Laku hambeging samirana
Meniru perilaku angin

Seorang pemimpin harus waspada dan teliti dimana saja berada. Baik buruk rakyat
harus diteliti benar, tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja.

Laku hambeging samodra
Meniru perilaku samudra

Seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf sebagaimana samudra raya yang siap
menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Pemimpin harus siap menjadi muara
dan memberikan penyelesaian yang tepat dari setiap problematika sebagaimana
samudra adalah muara dari sekian juta sungai di dunia.

Laku hambeging surya
Meniru perilaku matahari

Seorang pemimpin harus memberi inspirasi pada bawahannya ibarat matahari yang selalu
menyinari bumi dan memberi energi pada setiap mahluk. Matahari datang selalu tepat
waktu di pagi hari dan kembali di sore hari. artinya seorang pemimpin membutuhkan
kedisiplinan tinggi dalam bekerja. Matahari menyinari lorong-lorong gelap
di permukaan bumi tanpa pilih kasih, sehingga karenanya dedaunan
dapat bersemi, dan manusia dapat melakukan aktivitasnya.
Artinya pemimpin harus bisa menjadi motivator
dan pemberi ruh bagi rakyat.

Laku hambeging tirta
Meniru perilaku air

Seorang pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaannya. Keadilan
yang ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang membersihkan kotoran.
Harapan rakyat terhadap pimpinan  yang paling utama adalah rasa keadilan.
Oleh karena itulah muncul harapan mesianistik berupa Ratu Adil,
bukan Ratu Makmur atau Ratu Kuasa. Air bersifat luwes,
tidak pernah berusaha mengalahkan, juga
tidak kalah, tetapi sampai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar